Naskah sebuah
program berita televisi berisi beberapa informasi yang ingin disampaikan kepada
khalayak luas. Semua informasi tersebut didasarkan pada fakta-fakta lapangan
yang didapat oleh para wartawan lapangan atau reporter yang kemudian diolah
menjadi sebuah informasi yang layak dikonsumsi oleh khalayak luas.
Pengemasan sebuah siaran berita agar menghasilkan paket yang menarik dan
berkualitas, maka semua materi disusun secara berurutan menurut kaidah-kaidah
produksi program siaran. Proses pengurutan tersebut perlu memperhatikan
struktur dramatik sehingga menghasilkan karya yang menarik dan mempunyai nilai
artistik yang tinggi. Suatu siaran berita dapat dikatakan baik dari segi isi
jika penyelenggaraannya mempunyai visi dan misi yang jelas. Kedua segi itu
dapat di capai melalui perencanaan yang matang dan pelaksaannya sempurna.
Indikasi tingkat kematangan tersebut dapat dilihat dari tersedia tidaknya
naskah siaran yang berkualitas. Maka tidak berlebihan apabila naskah mempunyai
kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan suatu program
acara siaran berita.
Sebuah
naskah dalam program berita menjadi acuan dasar penyiar dalam menyampaikan
informasi. Aspek segi tata bahasa (grammer), pilihan kata, gaya bahasa
dan atau intonasi seorng penyiar sangat bergantung pada naskah siaran berita yang
ia bacakan. Seluruh gagasan yang hendak disampaikan kepada audiences
diungkapkan dengan secara ringkas, sederhana, mudah di ucapkan, mudah diingat
dan dipahami.
1. Membuat Berita Televisi
Berita adalah informasi hangat dan aktual yang
disajikan kepada khalayak umum mengenai apa yang sedang terjadi, tentang apa
yang harus difikirkan dan bagaimana bertindak. Ini berarti, berita adalah
laporan kejadian yang tepat pada waktunya, ringkas, cermat, dan kejadian nyata
itu sendiri.
Berita berasal dari bahasa jawa berarti
warta yang bermakna kabar. Berita adalah suatu kejadian yang mengandung nilai
kabar kerlepas dari baik atau buruk. Menurut adi bajuri dalam buku jurnalistik
televis, mendefinisikan berita adalah laporan suatu peristiwa yang sudah
terjadi, gagasan atau pendapat seseorang atau sekelompok orang atau kelompok
(politik, ekonomi, budayawan, ilmuan, agamawan, dll) atau temuan – temuan baru
dalam segala bidang yang dipandang penting dan diliput oleh wartawan atau
reporter untuk dimuat dalam media massa cetak atau ditayangkan dalam media
televisi atau disiarkan diradio.
2.
Nilai
dan Kualitas Berita
Untuk menguji apakah suatu informasi
layak menjadi berita, Mencher membaginya ke dalam tujuh nilai berita :
1. Timeless
: Event thet are immediate recent.
Artinya, kesegaran waktu. Peristiwa yang
baru – baru terjadi atau aktual.
2. Impact
: Event that are likely to effect many people.
Artinya, suatu kejadian
yang dapat memberikan dampak terhadap orang banyak.
3. Prominence
: Event Involving well-known people or institutions.
Artinya, suatu kejadian
yang mengandung nilai keagungan bagi seseorang maupun lembaga.
4. Proximity
: Event geographically or emotionally close to the reader, viewer or listener
Artinya, peristiwa yang ada kedekatan dengan seseorang baik secara geografis
maupun emosional.
5. Conflict
: Event that reflect clashes betwen people or institutions.
Artinya, suatu kejadian
yang mengandung pertentangan antara seseorang, masyarakat, dan maupun lembaga.
6. The
Unusual : Event that deviate sharply from the epected and the experiences of
everyday life.
Artinya, sesuatu
kejadian atau peristiwa yang tidak biasanya terjadi dan merupakan pengecualian
dari pengalaman sehari – hari.
7. The
currency : Event and situations that are being talked about.
Artinya, hal – hal yang
sedang menjadi bahan pembicaraanoran banyak. (Mencher, 1997).
Sementara itu, Charnley lebih menyoroti
aspek kualitas berita (the qualities of news). Menurutnya, ada beberapa standar
yang dipakai untuk mengukur kualitas berita:
1. Accurate
: All Information is verified before is used
Artinya, sebelum berita
itu disebarluaskan harus dicek dulu ketepatannya.
2. Properly
attributed : The reporter indentifies his or her source of information.
Artinya, semua saksi
atau narasumber hars punya kapabilitas untuk memberikan kesaksian atau
informasi tentang yang diberitakan.
3. Balanced
and fair : All sides in a controversary are given
Artinya, bahwa semua
narasumber harus digali informasinya secara seimbang.
4. Objective
: The news writer does not inject his or her feelling or opinion
Artinya, penulis berita
harus objektif sesuai dengan informasi yang didapat dari realitas fakta dan
narasumber.
5. Brief and Focused : The news story gets to the
point quickly.
Artinya, meteri berita
disusun secara ringkas, padat dan langsung sehingga mudah dipahami.
6. Well
written : Stories are clear, direct, interesting.
Artinya, kiash
beritanya jelas, langsung dan menarik (Charnley, 1965).
Soewardi idris dalam bukunya,
jurnalistik televisi (1978), merumuskan beberapa tips bahasa untuk dipakai
dalam penulisan berita televisi, antara lain sebagai berikut :
1. Kalimat
sederhana, kalimat yang tidak tercampur dengan kata – kata asing atau kata –
kata yang kurang dikenal oleh rata – rata penonton, tanpa harus mencari artinya
dikamus. Kalimat yang mudah dipahami oleh kebanyakan orang bukan sekelompok
orang atau segelintir orang.
2. Kalimatnya
haruslah pendek – pendek karena berita hanya selintas, tidak seperti koran atau
majalah yang dapat dibaca berulang – ulang.
3. Hindari
penggunaan kalimat yang terbalik (inverted sentence) karena kalimat – kalimat
semacam itu lebih cocok dengan surat kabar, tetapi tidak baik untuk televisi.
4. Usahakan
letak pokok kalimat berdekatan dengan sebutan kalimat
3.
Proses
Pembuatan Berita
1. Mencari
Informasi
Informasi awal dapat
diperoleh dari berbagai sumber. Media massa adalah salah satu sumber informasi
yang terus mengalir dan tak pernah henti. Bisa pula dari berbagai sumber
personal, seperti pimpinan lembaga, atau kolega (kenalan) yang bekerja untuk
suatu perusahaan dan memiliki cukup informasi tentang perusahaan/lembaga
tersebut.
2. Memastikan
peristiwa yang akan diliput
Melakukan konfirmasi
berarti mengecek kepastian; baik kepastian jadi atau tidaknya acara, kepastian
partisipan/peserta, penyelenggara, pihak yang akan membuka acara, rangkaian
beserta waktu/lamanya acara.
3. Mendokumentasi
seluruh informasi
Informasi yang
didapatkan setelah peliputan perlu dikumpulkan sehingga siap untuk diolah lebih
lanjut menjadi berita. Informasi dapat berupa: keterangan tentang 5W + 1H, foto
– foto dokumentasi, press release, profil lembaga, komentar (wawancara)
narasumber dan kesaksian saksi mata.
Menulis
Berita Televisi
Berita di media televisi dapat disampaikan dalam
berbagai format. Untuk menentukan mana yang akan dipilih, tergantung pada
beberapa faktor. Faktor – faktor itu antara lain :
Ketersediaan gambar. Jika gambar yang dimiliki sangat
terbatas reporter sulit menulis naskah berita yang panjang. Maka berita dibuat
dalam format lebih singkat dan padat, atau dibuat dalam format tanpa gambar
sama sekali.
Moment terjadinya peristiwa. Perkembanga terkini dari
suatu peristiwa baru sampai ke producer, ketika siaran berita sedang
berlangsung. Sedangkan perrkembangan itu terlalu penting untuk diabaikan. Ada
berapa hal yang perlu diperkatikan dalam menulis berita televisi.
1. Informasi, bukan bahasa. Informasi
adalah susunan kata – kata yang tertata dengan apik. Mudah dicerna, mudah
dipahami disertai gambar yang jelas, berkronologis itulah berita yang efektif.
2. Signifikansi. Maksudnya, berita
harus memiliki informasi penting yakni, memberi dampak pada pembaca. Misalnya,
penulisnya mengingatkan pembaca pada suatu yang mengancam kehidupan mereka.
3. Fokus. Kegagalan seorang penulis
berita adalah ketika menyampaikan berita secara sporadis, semrawut dan tidak
fokus. Berita yang sukses dan tepat jstru pendek, terbatasi secara tegas dan
sangat fokus.
4. Konteks. Tulisan yang efektif mampu
meletakan informasi pada perspektif yang tepat sehingga pembaca (audiens) tahu
dari mana kisah berawal dan mengalir kemana, serta seberapa jauh
dampaknya.